Kartu kredit adalah satu diantara sekian banyak alat pembayaran yang dipakai untuk pembayaran e-commerce di internet. Semua tak bisa menyangkal pentingnya alat pembayaran kartu kredit ini untuk bertransaksi online. Kalau Anda seorang buyer terlebih seorang pebisnis online, contoh seperti saya yang buka Jasa Internet Buying Agen di internet, punya kartu kredit adalah syarat wajib. Karena kartu kredit adalah alat pembayaran yang paling banyak dipakai dan paling populer digunakan sebagai alat pembayaran toko online (seller) di internet.
Dari hasil investigasi saya ke beberapa teman yang tak punya kartu kredit, alasan yang paling banyak selain karena belum butuh adalah karena sulitnya untuk mengurus aplikasi kartu kredit ke bank. Seperti kita tahu syarat untuk punya akun PayPal yang verified (bisa dipakai belanja/berjualan) memang dibutuhkan kartu kredit VISA/Master untuk memverifikasinya. Kalau pakai kartu debit belum semua bank bisa diterima oleh PayPal.
Yang mengalami kesulitan mengurus kartu kredit umumnya adalah teman yang masih berstatus pelajar atau mahasiswa, atau belum punya pekerjaan tetap. Kedua, para pekerja freelance atau bukan pekerja kantoran. Sehingga, banyak yang memilih pakai VCC (Virtual Credit Card) ketimbang pakai kartu kredit sungguhan. Saya menjumpai banyak teman yang untuk verifikasi ke PayPal yang seharusnya pakai kartu kredit, berhubung karena kesulitan mengurusnya maka sebagian besar lebih memilih praktisnya, pakai VCC.
Saya bukannya merekomendasi jelek pakai VCC. Tapi menurut saya tanggung kalau hanya punya VCC. Kenapa tak langsung saja ngurus kartu kredit sekalian. Dan yang kedua, VCC itu punya banyak kelemahan serta sangat ribet jalurnya kalau misalnya akun PayPal Anda tiba-tiba di-limit aksesnya oleh PayPal. Contoh seperti kasus saya kemarin. Baca “Terkena Musibah PayPal Limited Access”. Juga, Anda punya ketergantungan yang tinggi dan perlu menghubungi pihak pembuat kartu VCC-nya secara reguler untuk perpanjangan masa berlaku kartunya, maupun bila sewaktu-waktu Anda ada masalah.
Sebetulnya apa yang membuat orang kesulitan mengurus kartu kredit? Apa karena tidak tahu caranya? Atau sudah frustasi karena sering ditolak?
Jika jawaban salah satu atau kedua pertanyaan di atas adalah iya, berarti Anda perlu baca tips saya ini. Saya akan berbagi tips kepada Anda bagaimana cara mengurus aplikasi kartu kredit agar cepat diapprove oleh pihak bank. Silahkan pakai tips-tips yang saya berikan berikut ini sebelum Anda mengajukan aplikasi kartu kredit ke bank.
1. Pilih bank yang kelas dua
Yang saya maksud bank kelas dua adalah, maaf saya tak bisa sebutkan nama-nama banknya, tapi intinya bukan bank dari deretan bank papan atas seperti bank BCA, Mandiri, BNI dan BRI. Bank papan atas ini kebanyakan sangat selektif dalam menerima calon nasabah kartu kreditnya. Kenapa? Karena mereka bank besar, yang jelas tidak mencari kuantitas nasabah tapi kualitas nasabah yang minim resiko kredit macet yang dicari. Contoh yang lain, bank asing juga termasuk yang punya seleksi ketat dalam menerima calon nasabahnya. Maka, agar mudah untuk mengurus aplikasi kartu kreditnya, untuk tahap pertama kali mengurus kartu kredit usahakan menghindari bank-bank ini kalau Anda ingin cepat diapprove.
2. Pilih bank yang sama dimana tempat Anda menyimpan uang di bank
Jika Anda termasuk orang yang berprofesi bukan karyawan tetap, bukan PNS/ABRI, atau bukan kalangan eksekutif profesional, bank sangat ketat dalam memberikan approval kepada Anda. Kenapa bisa begitu? Karena tidak ada pihak atau korporasi yang memberikan jaminan kepada Anda sehingga bank kebanyakan menolak permohonan aplikasi Anda. Tak peduli misalnya Ada seorang freelance berpenghasilan besar sampai ribuan dolar per bulan melebihi karyawan sekalipun tetap saja akan ditolak. Tak percaya? Saya punya teman yang berbisnis online penghasilannya besar jauh melebihi gaji saya sebagai chief engineer. Sampai sekarang teman saya ini masih kesulitan mengurus kartu kredit. Permohonan dia yang terakhir ke bank BCA sampai sekarang ditolak, tak ada kabar beritanya.
Tapi Anda tak perlu berkecil hati, bukan berarti tidak ada celah buat mensiasatinya agar pihak bank melirik aplikasi permohonan Anda. Tunjukkan kalau Anda adalah nasabah bank itu dimana tempat Anda menyimpan uang. Bank biasanya akan mempertimbangkan untuk mengapprove permohonan kartu kreditnya kalau pemohon adalah nasabahnya sendiri. Terlebih Anda nasabah giro atau yang punya deposito besar disana. Ingat tulisan saya sebelumnya di tulisan ini. Baca “Penagih Hutang Gaya Baru Dari BNI”, bank sangat segan dengan orang yang nyimpan banyak duit di banknya.
3. Usahakan cash flow keuangan di rekening Anda selama tiga bulan terakhir saldo dan lalu-lintasnya besar
Yang tips ini nyambung dengan tips nomor dua. Kalau Anda pekerja freelance atau pebisnis (enterpreneur), umumnya bank akan meminta rekening koran tiga bulan terakhir yang memuat data-data finansial Anda. Jadi, saat Anda hendak mengurus kartu kredit usahakan lalu-lintas (cash flow) keuangan Anda besar. Paling tidak di tiga bulan terakhir. Bank biasanya akan melihat ini untuk melihat kemampuan keuangan Anda sebagai bahan pertimbangan.
4. Cari referensi dari pemegang kartu kredit (card holder)
Bank penerbit kartu kredit tidak jarang sering melakukan promosi member get member (MGM) kepada para nasabah kartu kreditnya. Nah, jangan sia-siakan jika ada kesempatan semacam ini untuk ikut apply jika ada teman yang menawari Anda. Bank umumnya akan mempertimbangkan kalau pemohon kartu kreditnya ada yang merekomendasikannya. Bank menganggap Anda direferensikan oleh pemegang kartu lain maka layak dan jadi pertimbangan bank untuk mendapatkan kartu kredit.
5. Apply penawaran kartu kredit di mal
Kalau Anda sering berpergian ke mal tak jarang menemui marketing bank tertentu yang menawarkan aplikasi kartu kredit. Tidak ada salahnya Anda mencoba menerima tawaran semacam ini. Karena bank memberikan banyak kemudahan dan syarat yang tidak ribet. Biasanya bank hanya meminta foto copy KTP saja sudah cukup. Karena cukup mudah syaratnya maka tidak ada salahnya untuk dicoba.
6. Uruslah kartu kredit di kota dimana Anda tinggal sama seperti KTP Anda
Tidak semua ditolaknya permohonan aplikasi kartu kredit karena alasan finansial. Tak jarang penolakan karena masalah domisili juga jadi bahan pertimbangan bank. Bank biasanya langsung menolak permohonan aplikasi kalau alamat rumah (KTP) calon pemohon kartu kreditnya berasal dari luar kota. Karena bank tentu tak mau ambil resiko besar jika sampai terjadi kredit macet terus kesulitan mencari alamat nasabahnya karena jauh. Jadi, menguruslah kartu kredit di kota tempat tinggal Anda. Jangan di kota perantauan dengan pakai alamat kost atau kontrakan Anda.
7. Pasang telpon (PSTN) di rumah dan kantor Anda
Tips ketujuh ini juga tak kalah penting. Bank sebelum menyetujui permohonan aplikasi Anda biasanya dia akan crosscheck dengan menelpon ke rumah dan kantor Anda. Jika rumah dan kantor Anda ada telponnya dan mudah dihubungi, ini sangat membantu pihak bank untuk memutuskan menyetujui permohonan Anda. Kenapa harus telpon rumah (PSTN)? Karena nomor PSTN umumnya pasca bayar yang terdaftar jelas siapa pemiliknya di Telkom. Jadi lebih trust dibanding telpon seluler yang kebanyakan adalah nomor prabayar. Survey permohonan aplikasi (kartu) kredit, pihak bank akan cek via telpon lebih dulu ke alamat yang ada di data aplikasinya. Jika rumah dan kantor Anda sulit dihubungi maka bank tanpa pikir lebih panjang lagi akan langsung menolak permohonan aplikasi kartu kredit Anda.
Demikian beberapa sharing tips dari saya cara untuk mengurus kartu kredit. Semoga bermanfaat. Jika Anda ada pertanyaan jangan segan untuk bertanya dalam kolom komentar, terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar